
IDNWATCH – Pemerintah Amerika Serikat melancarkan ofensif diplomatik dan ekonomi terbaru yang menyasar jantung pendanaan militer Rusia. Kali ini, sasaran tembak bukan hanya pemerintah Moskow, melainkan jaringan global perusahaan dan individu yang dituding menjadi “donatur” bagi mesin perang Rusia di Ukraina. Langkah ini disertai dengan tuduhan langsung dari Presiden Joe Biden bahwa Vladimir Putin telah membohongi dunia sejak awal.
Sasaran Baru: Perusahaan dan Oligarki di Berbagai Benua
Departemen Keuangan AS, melalui Office of Foreign Assets Control (OFAC), secara resmi mengumumkan paket sanksi baru yang menargetkan lebih dari 50 entitas dan individu dari berbagai negara. Daftar ini mencakup perusahaan-perusahaan yang diduga berperan dalam memfasilitasi pembiayaan dan pengadaan suku cadang militer krusial bagi Rusia, yang melanggar sanksi-sanksi sebelumnya.
Jaringan yang disasar membentang dari perusahaan logistik di Asia Tengah, hingga entitas perdagangan di Eropa Timur, dan perusahaan cangkang di Timur Tengah. Tujuannya jelas: memutus aliran dana dan sumber daya yang menjaga mesin perang Rusia tetap beroperasi.
Biden: “Putin Telah Bohong dari Awal Konflik”
Langkah tegas ini dibarengi dengan pernyataan keras dari Gedung Putih. Presiden Joe Biden, dalam pengarahannya, tidak hanya mengutuk agresi militer tetapi juga secara tegas menuduh Presiden Rusia melakukan kebohongan sistematis.
“Kami tahu kebenarannya. Presiden Putin telah berbohong kepada rakyatnya dan kepada dunia sejak hari pertama konflik ini dimulai,” ujar Biden, seperti dikutip dari siaran resmi yang dilaporkan Kompas.com, Rabu (23/10/2025). Pernyataan ini menegaskan bahwa eskalasi sanksi tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga merupakan bentuk penolakan terhadap narasi yang dibangun Kremlin.
Mengurai Jaringan Finansial yang Rumit
Analisis intelijen AS menunjukkan bahwa Rusia telah membangun jaringan finansial dan logistik yang sangat rumit dan terselubung untuk mengakali sanksi internasional. Perusahaan-perusahaan yang kena sanksi ini diduga menjadi penghubung kunci untuk mengimpor teknologi dual-use (penggunaan ganda) dan komponen militer yang vital.
Dengan menargetkan jaringan bawah tanah ini, AS berharap dapat menciptakan “efek domino” yang mengganggu rantai pasok militer Rusia, memperlambat kemampuan produksi senjatanya, dan pada akhirnya meningkatkan tekanan ekonomi di dalam negeri.
Dampak dan Respons yang Dinantikan
Sanksi terbaru ini diperkirakan akan memperketat isolasi finansial Rusia di panggung global. Langkah AS ini juga menjadi sinyal bagi negara-negara netral atau yang masih melakukan bisnis signifikan dengan Rusia untuk segera memilih pihak.
Respons Kremlin atas tuduhan “pembohong” dari Biden dan serangan sanksi yang semakin meluas ini sangat dinantikan. Eskalasi diplomatik ini menandai babak baru dalam ketegangan antara Barat dan Moskow, yang kini semakin fokus pada perang ekonomi dan perang narasi di balik medan tempur.
















