Dosa Sopir Truk di Jalan Raya – Dari Rem Blong, Muatan Berlebih, hingga Melanggar Lalu Lintas

banner 468x60
dok. Ramdhan Triyadi Bempah/KOMPAS

IDNWATCH – Kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat seperti truk seringkali berakhir tragis dan memakan korban jiwa. Di balik banyaknya insiden tersebut, terungkap sejumlah “dosa” atau kelalaian yang kerap dilakukan oleh sopir truk, mulai dari kondisi kendaraan yang tidak layak hingga pelanggaran aturan lalu lintas yang disengaja.

1. Rem Blong: Penyebab Klasik yang Terus Berulang

“Rem blong” masih menjadi dalih paling umum dalam kecelakaan truk. Namun, investigasi sering menemukan bahwa “rem blong” ini bukanlah kejadian tiba-tiba, melainkan akibat kelalaian dalam perawatan.

banner 336x280

“Rem truk itu tidak mungkin tiba-tiba blong. Itu akumulasi dari tidak pernah dicek, kamprem sudah tipis, atau selang rem bocor yang diabaikan. Ini murni kesalahan perawatan,” tegas Ahmad Syafii, Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).

2. Muatan Berlebih (Overload): Biang Kerok Kerusakan Jalan dan Kecelakaan

Memuat barang melebihi daya angkut (overload) adalah praktik yang masih marak. Dampaknya sangat berbahaya:

  • Rem menjadi tidak efektif karena beban terlalu berat.

  • Risiko ban pecah meningkat drastis.

  • Stabilitas truk berkurang, terutama di tikungan atau saat pengereman mendadak.

3. Melanggar Aturan: Ngebut, Belok Tanpa Sinyal, dan Lampu Rusak

Banyak sopir truk yang seenaknya melanggar aturan:

  • Ngebut di jalan tol atau turunan.

  • Belok atau pindah jalur tanpa memberi tanda lampu sein.

  • Menggunakan lampu utama yang terlalu terang (high beam) terus-menerus atau justru membiarkan lampu mati.

4. Jam Terbang dan Kelelahan yang Tak Terkendali

Tuntutan setoran yang tinggi sering memaksa sopir untuk mengemudi melampaui batas waktu yang diperbolehkan (over fatigue). Mengantuk di kemudi adalah pembunuh senyap yang sering diabaikan.

5. Modifikasi Truk yang Semrawut

Modifikasi seperti menambah bak untuk memuat lebih banyak barang atau memotong chasis membuat struktur truk tidak lagi stabil dan sangat berbahaya.

Solusi: Penegakan Hukum dan Edukasi yang Keras

Mencegah “dosa” ini membutuhkan pendekatan multi-pihak:

  • Pemerintah: Penegakan hukum yang tegas di jalan dan di tempat bongkar muat. Memberlakukan wajib tes narkoba dan alkohol bagi sopir.

  • Perusahaan: Bertanggung jawab atas perawatan kendaraan dan tidak menargetkan setoran yang tidak manusiawi.

  • Sopir: Meningkatkan kesadaran keselamatan dan profesionalisme.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *