
IDNWATCH – Menjelang penyelesaian tahun pertama masa pemerintahan, Istana Kepresidenan mulai memaparkan sejumlah capaian yang telah diraih oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Namun, di balik daftar prestasi yang diklaim, pengakuan jujur tentang sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang masih harus diselesaikan juga disampaikan, menandai evaluasi yang berimbang.
Kilas Prestasi: Dari Pangan hingga Infrastruktur
Juru Bicara Istana dalam pernyataannya, seperti dikutip Kompas.com, Senin (13/10/2025), menyoroti beberapa bidang yang dianggap telah menunjukkan kemajuan. “Kami telah melakukan terobosan dalam menjaga stabilitas harga pangan, percepatan pembangunan infrastruktur strategis, dan perluasan program bantuan sosial,” ujarnya. Capaian-capaian ini disebut sebagai fondasi yang diletakkan untuk periode pemerintahan yang lebih panjang.
Pengakuan Istana: Masih Banyak PR yang Menanti
Namun, narasi prestasi tidak berhenti di sana. Dengan nada reflektif, Istana secara terbuka mengakui bahwa masih terdapat sejumlah agenda prioritas yang kinerjanya belum maksimal atau masih memerlukan perhatian ekstra. “Kami menyadari, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Beberapa program masih dalam tahap percepatan dan membutuhkan waktu untuk hasil yang optimal,” tambah Jubir Istana. Pernyataan ini mengisyaratkan kesadaran akan tantangan dan harapan publik yang masih tinggi.
Fokus Ke Depan: Percepatan dan Penyelesaian
Menghadapi tahun kedua pemerintahan, Istana menegaskan komitmennya untuk fokus pada akselerasi dan penyelesaian. Bidang-bidang yang disebut sebagai “PR” tersebut, meski tidak dirinci secara spesifik dalam pemberitaan, diduga kuat mencakup isu-isu kompleks seperti reformasi birokrasi, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan sektor industri strategis yang selama ini menjadi janji kampanye.
Tahun Kedua Jadi Penentu Legitimasi
Momen satu tahun ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi menjadi titik tolak evaluasi publik yang lebih kritis. Pengakuan jujur dari Istana tentang adanya “PR” yang tertinggal justru dapat menjadi modal transparansi. Namun, tahun kedua nantinya akan menjadi penentu utama untuk membuktikan bahwa fondasi yang diletakkan di tahun pertama benar-benar dapat menghasilkan capaian yang lebih konkret dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
















