
IDNWATCH – Sebuah paradoks tengah menghantam raksasa teknologi Apple. iPhone Air, model andalan terbaru yang didesain untuk memikat pasar global, justru menunjukkan performa yang timpang. Data penjualan kuartal ketiga 2025 mengungkap fakta mengejutkan: perangkat yang diimpikan jadi primadona dunia itu nyatanya hanya jaya di pasar China, sementara di belahan bumi lainnya, respons pasar terasa sangat dingin.
Laporan Kuartalan Bocorkan Kesenjangan Pasar yang Curam
Laporan finansial Apple periode Juli-September 2025 menjadi bukti nyata atas ketimpangan ini. Di China, angka penjualan iPhone Air melesat tinggi, jauh melampaui proyeksi dan menjadi kontributor utama pertumbuhan Apple di wilayah tersebut. Namun, di balik kesuksesan di Negeri Tirai Bambu itu, tersembunyi sebuah masalah strategis. Performa penjualan di dua pasar utama lainnya, yaitu Eropa dan Amerika Utara, justru tercatat datar dan bahkan cenderung di bawah ekspektasi.
Fenomena “jago kandang” ini memicu alarm di internal Apple. Sebuah sumber internal yang familiar dengan masalah ini mengungkapkan kekhawatirannya, “Kami harus mengakui bahwa daya tarik iPhone Air tidak dapat diterjemahkan secara universal. Respons yang sangat berbeda di China dan Barat memaksa kami untuk melakukan evaluasi ulang yang mendalam.” Kondisi ini jelas mengacaukan peta strategi pemasaran global yang telah disusun Apple.
Akar Masalah: Perbedaan Selera Konsumen yang Ekstrem
Analisis para pengamat pasar teknologi menyoroti perbedaan selera yang ekstrem sebagai akar masalahnya. iPhone Air, dengan desain yang lebih ramping, ringan, dan mungkin dengan pengorbanan fitur tertentu, rupanya sangat cocok dengan preferensi konsumen China yang mengutamakan estetika dan portabilitas.
Sebaliknya, di pasar seperti Eropa dan Amerika, konsumen cenderung lebih menilai perangkat dari sisi performa maksimal, ketahanan baterai, dan keseimbangan harga. “Konsumen di luar China mungkin memandang iPhone Air sebagai perangkat yang ‘dikurangi’ (toned-down) dibandingkan model Pro, sehingga kurang menarik bagi mereka yang menginginkan fitur terbaik,” jelas seorang analis industri.
Apple Berencana Ubah Pendekatan di Pasar Non-China
Menyadari jurang pemisah ini, Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan serangkaian perubahan strategis untuk menyelamatkan penjualan iPhone Air di luar China. Langkah-langkah yang sedang digodok tidak lagi bersifat satu-untuk-semua (one-size-fits-all).
Strategi yang kemungkinan akan diambil termasuk penyesuaian kampanye pemasaran yang lebih agresif dan lebih terfokus untuk menyoroti keunggulan spesifik iPhone Air yang sesuai dengan selera lokal. Tidak menutup kemungkinan juga adanya penawaran bundling atau program trade-in yang lebih menarik secara khusus untuk pasar Eropa dan Amerika, demi meningkatkan nilai yang dirasakan (perceived value) perangkat ini di mata konsumen.
Ujian Berat Bagi Strategi “Satu Model untuk Semua”
Fenomena iPhone Air ini menjadi pelajaran berharga sekaligus ujian berat bagi filosofi pemasaran Apple yang selama ini cenderung global dan terstandarisasi. Kesuksesan di China ternyata bukan jaminan kesuksesan di pasar lain. Insiden ini memaksa Apple untuk lebih lincah dan mungkin mengadopsi pendekatan yang lebih granular dan memahami nuansa pasar lokal dengan lebih dalam. Mampukah sang raksasa dari Cupertino itu beradaptasi dengan cepat, atau apakah iPhone Air akan dicatat dalam sejarah sebagai produk yang gagal menemukan pijakannya di panggung global? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
















