Kepala BGN Dikecam Koalisi: “Masa Anak Kita Dipersentase?”

banner 468x60
Foto: Pandawa Borniat/Kompas

IDNWATCH – Jakarta, 29 April 2025Pernyataan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengenai kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai kritik tajam dari Koalisi Masa Anak Kita. Koalisi tersebut menilai bahwa pernyataan Dadan yang membandingkan jumlah siswa yang keracunan dengan total penerima manfaat program sebagai tindakan yang tidak sensitif terhadap keselamatan anak-anak.

Pernyataan Kontroversial Kepala BGN

Dalam sebuah pernyataan, Dadan Hindayana menyebut bahwa jumlah siswa yang mengalami keracunan akibat program MBG masih dalam batas toleransi. Ia mengatakan bahwa dari 3 juta anak yang menerima manfaat program, hanya sekitar 260 siswa yang mengalami keracunan.

banner 336x280

“Kalau dari 3 juta anak, yang keracunan 260, itu kan kecil sekali,” ujar Dadan.​

Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Koalisi Masa Anak Kita.

Koalisi Masa Anak Kita: “Anak Bukan Angka”

Koalisi Masa Anak Kita mengecam pernyataan Dadan yang dianggap tidak menghargai nyawa dan keselamatan anak-anak. Mereka menegaskan bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan maksimal, dan tidak seharusnya dijadikan angka dalam statistik.

“Masa anak kita dipersentase? Anak bukan angka. Setiap nyawa anak adalah berharga dan tidak bisa dianggap remeh,” tegas perwakilan Koalisi.​

Koalisi juga mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Kasus Keracunan MBG di Berbagai Daerah

Program MBG telah mengalami beberapa kasus keracunan di berbagai daerah. Di Cianjur, Jawa Barat, sebanyak 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur bahkan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat insiden tersebut.

Kasus serupa juga terjadi di Bombana, Sulawesi Tenggara, di mana 13 siswa mengalami gejala muntah dan sakit perut setelah menyantap ayam tepung dari program MBG. Di Batang, Jawa Tengah, sebanyak 60 siswa mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan program MBG. Sementara itu, di Sumba Timur, 29 siswa mengalami keracunan setelah menyantap makanan dari program yang sama.

Tanggapan BGN dan Langkah Perbaikan

Menanggapi kasus-kasus tersebut, BGN menyatakan bahwa mereka telah melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap program MBG. Dadan Hindayana menyebut bahwa pihaknya telah mengganti food tray berbahan plastik dengan bahan yang lebih aman dan memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) dalam penyiapan makanan.

“Kami telah meminta agar food tray yang digunakan diganti dengan bahan yang lebih aman, dan SOP dalam penyiapan makanan diperbaiki untuk mencegah kejadian serupa,” ujar Dadan.​

Namun, Koalisi Masa Anak Kita menilai bahwa langkah-langkah tersebut belum cukup dan mendesak pemerintah untuk melakukan audit menyeluruh terhadap program MBG.​

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *