
IDNWATCH – (12/05/2025, Beijing) Gelombang keputusasaan melanda generasi muda China. Fenomena viral “Manusia Tikus” (鼠人/shǔ rén) menyebar cepat di platform Weibo dan Douyin, di mana Gen Z menyebut diri mereka seperti “tikus yang hidup dalam kegelapan dan tekanan sistem”.
“Kami Bekerja 12 Jam Sehari tapi Tak Bisa Beli Rumah”
@LaoWang (24), seorang pekerja tech di Shenzhen, menulis:
*”Kami seperti tikus – hidup di apartemen kumuh 3×3 meter, kerja dari jam 9 pagi sampai 9 malam (sistem 996), tapi gaji kami bahkan tak cukup untuk DP rumah. Inilah mengapa kami menyebut diri ‘manusia tikus’.”*
Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap:
-
Sistem kerja 996 (9 pagi-9 malam, 6 hari/minggu) yang masih marak
-
Harga properti yang 30x lipat gaji tahunan
-
Kompetisi kerja yang mengharuskan “perjuangan sampai mati” (内卷/nèijuǎn)
Data Kesehatan Mental yang Mengkhawatirkan
Berdasarkan survei Chinese Youth Mental Health Association 2025:
-
68% Gen Z China mengalami gejala depresi
-
Angka bunuh diri usia 18-25 meningkat 40% dalam 3 tahun
-
82% merasa “tidak punya masa depan cerah”
Dr. Li Wenjing, psikolog klinis di Beijing, menjelaskan:
“Istilah ‘manusia tikus’ adalah metafora untuk perasaan terjebak, tak berdaya, dan dianggap hama oleh masyarakat. Ini alarm serius untuk krisis identitas generasi.”
Respons Pemerintah dan Perusahaan Teknologi
-
Kementerian Sumber Daya Manusia mengeluarkan pedoman baru larangan kerja lembur tak dibayar
-
Perusahaan seperti Alibaba dan Tencent mulai uji coba sistem kerja 4 hari seminggu
-
Program “Mental Health First Aid” akan diluncurkan di 100 kampus
Dampak pada Tren Sosial
-
#HumanRats menjadi trending dengan 280 juta view di Weibo
-
Lagu “Rat Life” dari band underground “The Cage” diblokir tapi tetap viral
-
Toko online menjual merchandise “tikus pekerja” sebagai bentuk protes
















