
IDNWATCH – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Dr. Iwan Syahril mengungkapkan temuan mengejutkan bahwa sebagian besar anak Indonesia di tingkat sekolah dasar tidak mampu membaca jam analog. Hal ini terungkap dari hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) 2024 yang melibatkan 3,2 juta siswa dari 34 provinsi.
Data AKM 2024 yang Mengkhawatirkan
-
65% siswa kelas 4-6 SD tidak bisa membaca jam analog
-
72% siswa tidak memahami konsep “seperempat jam” atau “setengah jam”
-
Hanya 18% yang mampu menghitung selisih waktu dengan benar
“Ini alarm bagi kita semua. Anak-anak tumbuh di dunia digital tapi jangan sampai kehilangan keterampilan dasar,” tegas Mendikdasmen Iwan Syahril.
Penyebab Utama Fenomena Ini
-
Dominasi gadget dan jam digital dalam keseharian
-
Pengurangan jam pelajaran keterampilan praktis di sekolah
-
Orang tua tidak mengajarkan membaca jam analog di rumah
-
Minimnya exposure jam dinding analog di ruang publik
Strategi Mendesak Kemendikbud
-
Revisi Kurikulum
-
Masukkan materi membaca jam analog di mata pelajaran Matematika kelas 1-3 SD
-
Projek praktik membuat jam analog dari bahan sederhana
-
-
Pelatihan Guru
-
200.000 guru SD dilatih teknik mengajar konsep waktu
-
Modul khusus “Fun Time Learning” untuk kelas rendah
-
-
Kolaborasi dengan Orang Tua
-
Kampanye “Ajarin Jam Yuk!” di media sosial
-
Challenge membaca jam analog untuk keluarga
-
Dampak ke Kompetensi Akademik
-
Kesulitan memahami soal cerita matematika yang berkaitan dengan waktu
-
Hambatan dalam mempelajari ilmu fisika (kinematika) di jenjang lebih tinggi
-
Minimnya sense of time management dalam keseharian
Respons Guru dan Orang Tua
Siti Aminah, Guru SDN 01 Jakarta:
“Saya kaget waktu suruh siswa baca jam dinding, mereka malah lihat jam di HP. Sekarang saya wajibkan pakai jam analog di kelas.”
Budi Santoso, Orang Tua:
“Saya baru sadar anak saya tidak bisa baca jam tangan saya yang analog. Besok akan saya belikan jam analog untuk dia belajar.”
















