
IDNWATCH – Para menteri di Kabinet Prabowo-Gibran mulai menggunakan mobil nasional Maung sebagai kendaraan dinas resmi setelah diperintahkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Beberapa menteri yang telah beralih memberikan tanggapan positif atas kebijakan tersebut.
Perintah Langsung Prabowo untuk Gunakan Maung
Dalam rapat terbatas kabinet awal Oktober, Prabowo secara tegas meminta seluruh jajaran menteri untuk menggunakan mobil Maung sebagai bentuk dukungan terhadap produk otomotif dalam negeri.
“Saya perintahkan semua menteri pakai mobil Maung. Ini produk anak bangsa yang harus kita dukung,” tegas Prabowo seperti dikutip dari peserta rapat.
Tanggapan Menteri yang Telah Beralih
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan:
“Saya sudah pakai Maung selama dua minggu. Mobilnya nyaman, hemat BBM, dan yang penting kita bangga menggunakan produk sendiri,” ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita:
“Ini bentuk komitmen pemerintah mendukung industri nasional. Ke depan, kita akan terus tingkatkan kualitas dan fitur Maung,” tambah Agus.
Menteri BUMN Erick Thohir:
“Mobil Maung sudah memenuhi standar kendaraan dinas. Kita harus beri contoh kepada masyarakat untuk cinta produk Indonesia,” jelas Erick.
Spesifikasi dan Keunggulan Maung
Mobil Maung yang digunakan para menteri merupakan varian terbaru dengan spesifikasi:
-
Mesin 2.500 cc diesel
-
Konsumsi BBM 12 km/liter
-
Fitur keamanan lengkap
-
Interior yang luas dan ergonomis
Dampak pada Industri Otomotif Nasional
Kebijakan ini langsung berdampak positif pada permintaan mobil Maung. PT Texmaco Perkasa Engineering sebagai produsen melaporkan kenaikan produksi hingga 40 persen.
“Kami sangat apresiasi dukungan pemerintah. Ini momentum kebangkitan industri otomotif nasional,” kata Direktur Utama PT Texmaco, David Wiyono.
Respons Publik dan Analisis
Kebijakan ini menuai beragam tanggapan dari publik. Sebagian mendukung langkah patriotik tersebut, sementara lainnya mengingatkan pentingnya menjaga kualitas dan after-sales service.
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, menilai: “Ini langkah simbolis yang bagus, tapi harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kompetitifitas produk nasional secara berkelanjutan.”
















