
Paus Leo XIV Serukan Perlawanan terhadap Krisis Iman dalam Misa Perdana di Vatikan
IDNWATCH – Paus Leo XIV, yang baru terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik, menyerukan perlawanan terhadap krisis iman yang melanda masyarakat modern. Dalam homili pertamanya yang disampaikan di Kapel Sistina, Vatikan, Paus menekankan pentingnya kebangkitan iman di tengah tantangan zaman.
Krisis Iman dan Tantangan Zaman
Dalam homili yang disampaikan di hadapan para kardinal, Paus Leo XIV mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi di mana iman sering diremehkan dan dianggap sebagai kelemahan. Ia menyoroti bahwa di banyak tempat, orang-orang percaya diejek, ditentang, atau bahkan dihina. “Ada tempat atau situasi, di mana tidak mudah untuk memberitakan Injil dan menjadi saksi kebenarannya,” ujar Paus berusia 69 tahun itu.
Misi Gereja di Tengah Tantangan
Paus Leo XIV menekankan bahwa justru dalam kondisi penuh tantangan, misi Gereja menjadi semakin relevan. Ia menyatakan bahwa kurangnya iman sering kali disertai dengan hilangnya makna hidup, pengabaian belas kasihan, pelanggaran martabat manusia, dan krisis keluarga. “Kurangnya iman sering kali disertai dengan hilangnya makna hidup, pengabaian belas kasihan, pelanggaran martabat manusia yang mengerikan, krisis keluarga, dan begitu banyak luka lain yang menimpa masyarakat kita,” ucapnya dalam bahasa Italia.
Ajakan untuk Persatuan
Mengawali homilinya, Paus Leo XIV mengajak untuk membangun kesatuan dalam tubuh Gereja. Dalam pernyataan singkat yang tidak tertulis dan disampaikan dalam bahasa Inggris, ia menyampaikan harapannya kepada para kardinal. “Saya tahu saya dapat mengandalkan Anda semua untuk berjalan bersama saya,” katanya.
Latar Belakang Paus Leo XIV
Robert Francis Prevost, yang kini dikenal sebagai Paus Leo XIV, berasal dari Chicago dan menjadi paus asal Amerika Serikat pertama dalam sejarah Gereja Katolik. Ia dikenal sebagai sosok sederhana dan lama mengabdi sebagai misionaris di Peru, sehingga dijuluki “Latin Yankee” oleh sejumlah kalangan di Roma.
Reaksi Dunia
Pemilihan Paus Leo XIV disambut dengan berbagai reaksi di seluruh dunia. Di Chicago, suasana haru bercampur gembira pecah di Catholic Theological Union, tempat Paus Leo XIV meraih gelar master teologi pada 1982. Suster Barbara Reid, presiden sekolah tersebut, menggambarkan Paus Leo sebagai sosok yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sangat peduli pada kaum miskin dan terpinggirkan.
Sebagai penerus Paus Fransiskus, Leo XIV menghadapi tugas besar untuk menjaga kesinambungan ajaran serta menjawab tantangan zaman. Dengan pengalaman pastoral di benua Amerika dan semangat misioner yang kuat, umat Katolik kini menanti arah baru dari kepemimpinannya.
















