
IDNWATCH β Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada perdagangan Jumat pagi, menyentuh level Rp16.323 per dolar, melemah 0,8% dibanding penutupan kemarin. Pelemahan ini terjadi di tengah penguatan dolar AS secara global dan sentimen risiko pasar yang meningkat.
1. Pergerakan Rupiah Hari Ini
πΒ Pembukaan: Rp16.250 (-0,3%)
πΒ Tertinggi: Rp16.280
πΒ Terendah: Rp16.323 (-0,8%)
πΒ Volume transaksi: US$1,2 miliar (naik 15% dari rata-rata)
2. Penyebab Pelemahan Rupiah
Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menjelaskan:
βΒ Penguatan dolar ASΒ imbas data ekonomi AS yang positif
βΒ Kenaikan yield SUN AS 10-tahunΒ ke 4,35%
βΒ Arus modal keluarΒ dari pasar emerging markets
βΒ Kenaikan harga minyak duniaΒ yang tekan neraca perdagangan
3. Dampak bagi Pasar dan Ekonomi
β’Β Impor lebih mahal: Bahan baku dan barang modal
β’Β Utang luar negeri: Beban pembayaran bertambah
β’Β Inflasi: Potensi kenaikan harga barang impor
4. Respons Bank Indonesia
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan:
β’Β Intervensi di pasar valasΒ untuk stabilisasi
β’Β Optimalkan operasi moneter
β’Β Pemantauan ketatΒ aliran modal asing
5. Perbandingan dengan Mata Uang Regional
π΄Β Rupiah: -0,8%
π΄Β Ringgit Malaysia: -0,6%
π΄Β Baht Thailand: -0,4%
π’Β Peso Filipina: +0,2%
6. Proyeksi ke Depan
Analis memprediksi:
β’Β Support level: Rp16.400 jika tekanan berlanjut
β’Β Faktor pemulihan: Kebijakan BI dan harga komoditas
β’Β Risiko: The Fed tunda pemotongan suku bunga
7. Tips bagi Pelaku Usaha
π‘Β Hedging valasΒ untuk proteksi risiko
π‘Β Percepat pembayaran utang valas
π‘Β Negosiasi kontrak dalam rupiah
Fakta Penting:
π Cadangan devisa Indonesia: US$140 miliar (cukup untuk 6,5 bulan impor)
π Yield SUN 10 tahun: 6,85% (naik 15 bps)
π Indeks DXY (Dolar AS): 105,2 (+0,7%)
Kata Analis:
“Pelemahan masih dalam batas wajar. BI memiliki cukup alat untuk menjaga stabilitas,” ujar Wisnu Wardana, ekonom Bank Mandiri.
Investor disarankan memantau perkembangan kebijakan The Fed dan data inflasi AS pekan depan.
















