IDNWATCH – Rina Susanti (28), seorang freelancer di bidang desain grafis, membuktikan bahwa tidak memiliki gaji bulanan bukan halangan untuk menciptakan kekayaan. Dengan strategi keuangan yang disiplin, ia berhasil membangun portofolio investasi senilai Rp500 juta hanya dalam waktu 3 tahun.
“30% Langsung Investasi, Tidak Peduli Besar Kecilnya Penghasilan”
Rina mengungkapkan rahasianya kepada Kompas.com:
“Setiap kali menerima bayaran proyek, saya langsung alokasikan 30% untuk investasi. Tidak peduli apakah proyek itu bayarannya Rp5 juta atau Rp50 juta, persentasenya tetap sama,” tegasnya.
Ia memanfaatkan empat instrumen utama:
-
Reksadana Pasar Uang – Untuk dana darurat (20% alokasi).
-
Emas Digital – Sebagai lindung nilai inflasi (30% alokasi).
-
Saham Blue-Chip – Dividen jangka panjang (30% alokasi).
-
Peer-to-Peer Lending – Untuk imbal hasil lebih tinggi (20% alokasi).
“Freelancer Harus Lebih Disiplin daripada Karyawan”
Menurut Budi Hartono, CFP, perencana keuangan dari Finansialku, kunci sukses freelancer dalam berinvestasi adalah:
“Mereka tidak punya jaminan pemasukan bulan depan, jadi harus lebih ketat dalam alokasi dana. Prinsipnya: begitu dapat uang, langsung dipisahkan antara kebutuhan, tabungan, dan investasi.”
Hindari Kesalahan Umum Freelancer dalam Investasi
Rina mengaku pernah gagal karena:
-
Terlalu Agresif – Kejar untung cepat di saham spekulatif, rugi Rp15 juta.
-
Tidak Diversifikasi – Hanya fokus pada satu instrumen (awalnya hanya emas).
-
Lupa Pajak & Biaya Transaksi – Harus hitung biaya platform agar tidak tekor.
Kini, ia bahkan sudah bisa mendapatkan passive income Rp5-7 juta/bulan dari dividen saham dan bunga P2P lending.
“Mulai dari Rp50 Ribu Juga Bisa!”
Bagi freelancer pemula, Rina menyarankan:
-
Pakai Aplikasi Robo-Advisor – Untuk investasi otomatis tanpa perlu analisis rumit.
-
Ikut Komunitas Investasi – Belajar dari pengalaman freelancer lain.
-
Jangan Tunda! – “Dulu saya mikirnya ‘nanti kalau udah banyak duit’. Ternyata, makin cepat dimulai, makin besar efek compounding-nya,” tutupnya.
