IDNWATCH – Pemerintah melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengungkapkan besaran komitmen pembiayaan yang ditanggung untuk membangun dan mengoperasikan kereta cepat Whoosh. Angka yang terungkap menunjukkan nilai utang dan beban bunga yang signifikan dari mega proyek infrastruktur senilai miliaran dolar AS ini.
Total Utang Proyek Tembus Miliran Dolar AS
Berdasarkan data yang diungkapkan kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2025), total utang proyek kereta cepat Whoosh yang ditanggung oleh konsorsium KCIC mencapai US$ 4,55 miliar atau setara dengan sekitar Rp 71 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per dolar AS). Komposisi utang ini berasal dari skema pembiayaan yang melibatkan bank-bank dari China, seperti China Development Bank (CDB), serta pinjaman komersial lainnya.
Beban Bunga yang Harus Ditanggung
Selain pokok utang, beban bunga yang harus dibayar juga tidak kalah besarnya. “Total bunga yang sudah dibayar hingga saat ini mencapai US$ 1,16 miliar,” jelas sumber yang familiar dengan pembukuan KCIC. Dengan demikian, total kewajiban pembayaran (pokok plus bunga) yang telah dikeluarkan untuk proyek ini telah melampaui US$ 5,7 miliar.
Skema Pembiayaan dan Jangka Waktu Pelunasan
Proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini didanai dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan komposisi pendanaan 75% berasal dari pinjaman dan 25% dari modal sendiri. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu hingga 40 tahun dengan masa tenggang (grace period) selama 10 tahun. Skema ini dipilih untuk meringankan beban arus kas di tahap awal operasional.
Tantangan Keberlanjutan di Tengah Tekanan Finansial
Pengungkapan besaran utang dan bunga ini memberikan gambaran nyata tentang tantangan finansial yang dihadapi oleh proyek strategis nasional. Kini, fokus beralih pada kemampuan operasional Whoosh untuk menghasilkan pendapatan yang cukup guna menutup biaya operasi dan melayani cicilan utangnya, sekaligus membuktikan kelayakan ekonominya dalam jangka panjang di tengah tingginya beban keuangan yang harus ditanggung.
