
IDNWATCH – Jalan Margonda Raya, yang dikenal sebagai jantung kota Depok, kembali menyisakan masalah klasik yang tak kunjung usai: trotoar untuk pejalan kaki justru dikuasai oleh pemilik kendaraan yang parkir secara liar dan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan jalan. Kondisi ini memaksa pejalan kaki untuk turun ke badan jalan dan berbagi ruang dengan kendaraan yang melintas, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Kondisi Trotoar: Dari Jalur Pedestrian jadi Tempat Parkir dan Usaha
Pantauan IDNWATCH di sepanjang trotoar Margonda, terutama di depan kampus dan pusat perbelanjaan, menunjukkan kondisi yang memprihatinkan:
-
Sepeda motor bahkan mobil terlihat parkir seenaknya di atas trotoar.
-
PKL menempati badan trotoar dengan gerobak dan tenda, menyisakan celah sempit untuk dilewati.
-
Pejalan kaki, termasuk pelajar dan lansia, terpaksa berjalan di tepi jalan raya yang padat kendaraan.
“Ini sangat berbahaya. Setiap hari saya antar jemput anak dan harus memilih,要么 tersandung di trotoar yang semrawut,要么 hampir tertabrak di jalan. Trotoar sudah tidak ada fungsinya,” keluh Sari, seorang warga Depok yang ditemui di lokasi.
Satpol PP Akui Kendala dalam Penertiban
Kepala Satpol PP Kota Depok, Ahmad Rudi, mengakui bahwa penertiban PKL dan parkir liar di kawasan Margonda merupakan pekerjaan rumah yang berat dan berulang.
“Kami melakukan operasi rutin, tapi memang seperti bermain kucing-kucingan. Begitu kita tindak, sebentar kemudian mereka sudah kembali lagi. Butuh penanganan yang komprehensif, tidak hanya penertiban,” ujar Rudi saat diwawancarai.
Revitalisasi Trotoar yang Tidak Maksimal
Pemerintah Kota Depok sebenarnya telah menggelontorkan dana untuk revitalisasi trotoar Margonda beberapa waktu lalu, dengan tujuan menciptakan ruang pedestrian yang nyaman dan aman. Namun, tanpa pengawasan dan penegakan hukum yang konsisten, hasil revitalisasi tersebut tidak bisa dinikmati warga.
“Trotoarnya sudah bagus dan lebar, tapi sekarang dipakai parkir dan jualan. Percuma saja dibangun bagus kalau tidak bisa digunakan sesuai fungsinya,” kata Budi, seorang mahasiswa yang sering melintas di kawasan tersebut.
Solusi yang Diusulkan: Pembenahan Zonasi dan Penyediaan Lahan
Aktivis transportasi Dedi Kurniawan dari Koalisi Pejalan Kaki menyatakan bahwa solusi jangka panjang diperlukan:
-
Penyediaan lahan parkir khusus yang terjangkau dan strategis.
-
Pembangunan pasar atau zona khusus untuk menampung PKL agar tidak berjualan di trotoar.
-
Penegakan hukum yang tegas dan konsisten oleh Satpol PP dan Dinas Perhubungan.
“Masalahnya bukan pada tidak adanya aturan, tetapi pada komitmen untuk konsisten menegakkannya. Pejalan kaki adalah pengguna jalan yang paling rentan dan haknya harus dilindungi,” tegas Dedi.
Dinas Perhubungan Berjanji Koordinasi
Sementara itu, Dinas Perhubungan Kota Depok menyatakan akan berkoordinasi intensif dengan Satpol PP dan dinas terkait lainnya untuk merancang strategi penertiban yang lebih efektif dan berkelanjutan, guna mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kaki.
















