IDNWATCH – Sebuah insiden diplomatik yang mengguncang terjadi di jantung politik Amerika Serikat. Mantan Presiden Donald Trump dilaporkan secara keras menegur dan membentak Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih. Dalam insiden yang memanas itu, Trump menyampaikan pesan mengerikan dari Vladimir Putin, yang konon akan “menghancurkan” Ukraina dan Zelensky.
Pertemuan yang Berubah Menjadi Konfrontasi Sengit
Pertemuan yang seharusnya bersifat diplomatis antara kedua pemimpin itu berubah menjadi arena konfrontasi verbal yang tegang. Sumber-sumber yang dekat dengan kejadian melaporkan bahwa nada suara Trump meninggi dan sikapnya menjadi sangat konfrontatif terhadap Zelensky. Suasana di dalam ruangan dilaporkan menjadi sangat mencekam, jauh dari kesan pertemuan kenegaraan pada umumnya.
“Putin Akan Menghancurkanmu”: Ancaman yang Diulang Trump
Inti dari bentakan Trump adalah peringatan keras mengenai Presiden Rusia, Vladimir Putin. Trump, yang dikenal memiliki hubungan kompleks dengan pemimpin Kremlin itu, diduga menyampaikan ancaman tersebut sebagai sebuah “kenyataan” yang harus dihadapi Zelensky. “Dia (Putin) akan menghancurkanmu,” ucap Trump kepada Zelensky, seperti dikutip dari sumber yang mengetahui detail percakapan tersebut, Minggu (20/10/2025). Pernyataan ini diulangnya untuk menekankan keseriusan ancaman yang diyakini akan dihadapi Ukraina.
Dampak pada Hubungan AS-Ukraina dan Dukungan Militer
Insiden ini berpotensi besar mengganggu dinamika hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Ukraina, terutama dalam konteks dukungan militer dan ekonomi AS untuk melawan invasi Rusia. Cara komunikasi Trump yang keras dan konten percakapan yang bernada mengancam, bukan mendukung, diperkirakan akan menimbulkan gejolak dan ketidaknyamanan di pihak pemerintah Ukraina, yang selama ini sangat bergantung pada sekutu Baratnya.
Gelombang Reaksi Internasional dan Kekecewaan Ukraina
Insiden bentakan di Gedung Putih ini diprediksi akan memicu gelombang reaksi dari komunitas internasional. Banyak pihak yang mungkin akan mempertanyakan kembali pendekatan diplomatik AS di bawah kepemimpinan Trump, sementara di sisi lain, pihak Ukraina dilaporkan merasakan kekecewaan yang mendalam. Momen ini menandai titik nadir baru dalam hubungan antara kedua negara di tengah situasi perang yang masih berlangsung.
